Dari jaman ke jaman, pendidikan muncul dalam berbagai bentuk dan paham. Dilihat dari sejarahnya, Pendidikan Indonesia
dapat dibagi secara urutan waktu kurang lebih sebagai berikut: (a)
jaman pra-kolonial: masa prasejarah dan masa sejarah, (b) jaman kolonial
ketika sistem pendidikan ‘modern’ dari Eropa diperkenalkan, dan (c)
jaman kemerdekaan RI yang berlangsung hingga sekarang. Masing-masing
jaman memiliki corak dan bentuk tersendiri.
Memasuki abad ke-21 sekarang ini,
Pendidikan Indonesia dihadapkan dengan sejumlah tantangan dan peluang,
yang tentunya berbeda dengan jaman-jaman sebelumnya. Guna mengantisipasi
dan menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dan dinamika perubahan
yang sedang dan akan terus berlangsung di Abad ke-21 ini, Badan Standar
Nasional Pendidikan (BNSP), pada tahun 2010 telah berupaya
mengkonsepsikan pendidikan Indonesia untuk abad ke-21, yang dituangkan
dalam sebuah buku yang berjudul “PARADIGMA PENDIDIKAN NASIONAL ABAD XXI”. Buku ini disusun oleh para pakar dari berbagai disiplin ilmu.
Salah satu topik yang dibahas dalam buku ini adalah tentang perubahan paradigma pembelajaran pada Abad ke-21 sebagaimana tampak dalam tabel berikut ini:
1.
|
Dari berpusat pada guru menuju berpusat pada siswa
Jika dahulu biasanya yang terjadi
adalah guru berbicara dan siswa mendengar, menyimak, dan menulis – maka
saat ini guru harus lebih banyak mendengarkan siswanya saling
berinteraksi, berargumen, berdebat, dan berkolaborasi. Fungsi guru dari
pengajar berubah dengan sendirinya menjadi fasilitator bagi
siswa-siswanya.
|
2.
|
Dari satu arah menuju interaktif
Jika dahulu mekanisme pembelajaran yang
terjadi adalah satu arah dari guru ke siswa, maka saat ini harus
terdapat interaksi yang cukup antara guru dan siswa dalam berbagai
bentuk komunikasinya. Guru berusaha membuat kelas semenarik mungkin
melalui berbagai pendekatan interaksi yang dipersiapkan dan dikelola.
|
3.
|
Dari isolasi menuju lingkungan jejaring
Jika dahulu siswa hanya dapat bertanya
pada guru dan berguru pada buku yang ada di dalam kelas semata, maka
sekarang ini yang bersangkutan dapat menimba ilmu dari siapa saja dan
dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh via internet.
|
4.
|
Dari pasif menuju aktif-menyelidiki
Jika dahulu siswa diminta untuk pasif
saja mendengarkan dan menyimak baik-baik apa yang disampaikan gurunya
agar mengerti, maka sekarang disarankan agar siswa harus lebih aktif
dengan cara memberikan berbagai pertanyaan yang ingin diketahui
jawabannya.
|
5.
|
Dari maya/abstrak menuju konteks dunia nyata
Jika dahulu contoh-contoh yang
diberikan guru kepada siswanya kebanyakan bersifat artifisial, maka saat
ini sang guru harus dapat memberikan contoh-contoh yang sesuai dengan
konteks kehidupan sehari-hari dan relevan dengan bahan yang diajarkan.
|
6.
|
Dari pribadi menuju pembelajaran berbasis tim
Jika dahulu proses pembelajaran lebih
bersifat personal atau berbasiskan masing-masing individu, maka yang
harus dikembangkan saat ini adalah model pembelajaran yang mengedepankan
kerjasama antar individu.
|
7.
|
Dari luas menuju perilaku khas memberdayakan kaidah keterikatan
Jika dahulu ilmu atau materi yang
diajarkan lebih bersifat umum (semua materi yang dianggap perlu
diberikan), maka saat ini harus dipilih benar-benar ilmu atau materi
yang benar-benar relevan untuk ditekuni dan diperdalam secara
sungguh-sungguh (hanya materi yang relevan bagi kehidupan sang siswa
yang diberikan).
|
8.
|
Dari stimulasi rasa tunggal menuju stimulasi ke segala penjuru
Jika dahulu siswa hanya menggunakan
sebagian panca inderanya dalam menangkap materi yang diajarkan guru
(mata dan telinga), maka saat ini seluruh panca indera dan komponen
jasmani-rohani harus terlibat aktif dalam proses pembelajaran (kognitif,
afektif, dan psikomotorik).
|
9.
|
Dari alat tunggal menuju alat multimedia
Jika dahulu ilmu guru hanya
mengandalkan papan tulis untuk mengajar, maka saat ini diharapkan guru
dapat menggunakan beranekaragam peralatan dan teknologi pendidikan yang
tersedia – baik yang bersifat konvensional maupun moderen.
|
10.
|
Dari hubungan satu arah bergeser menuju kooperatif
Jika dahulu siswa harus selalu setuju
dengan pendapat guru dan tidak boleh sama sekali menentangnya, maka saat
ini harus ada dialog antar guru dan siswa untuk mencapai kesepakatan
bersama.
|
11.
|
Dari produksi massa menuju kebutuhan pelanggan
Jika dahulu seluruh siswa tanpa kecuali
memperoleh bahan atau konten materi yang sama, maka sekarang ini setiap
siswa berhak untuk mendapatkan konten sesuai dengan ketertarikan atau
keunikan potensi yang dimilikinya.
|
12.
|
Dari usaha sadar tunggal menuju jamak
Jika dahulu siswa harus secara seragam
mengikuti sebuah cara dalam berproses maka yang harus ditonjolkan saat
ini justru adanya keberagaman inisiatif yang timbul dari masing-masing
individu.
|
13.
|
Dari satu ilmu pengetahuan bergeser menuju pengetahuan disiplin jamak
Jika dahulu siswa hanya mempelajari
sebuah materi atau fenomena dari satu sisi pandang ilmu, maka saat ini
konteks pemahaman akan jauh lebih baik dimengerti melalui pendekatan
pengetahuan multi disiplin.
|
14.
|
Dari kontrol terpusat menuju otonomi dan kepercayaan
Jika dahulu seluruh kontrol dan kendali
kelas ada pada sang guru, maka sekarang ini siswa diberi kepercayaan
untuk bertanggung jawab atas pekerjaan dan aktivitasnyamasing-masing.
|
15.
|
Dari pemikiran faktual menuju kritis
Jika dahulu hal-hal yang dibahas di
dalam kelas lebih bersifat faktual, maka sekarang ini harus dikembangkan
pembahasan terhadap berbagai hal yang membutuhkan pemikiran kreatif dan
kritis untuk menyelesaikannya.
|
16.
|
Dari penyampaian pengetahuan menuju pertukaran pengetahuan
Jika dahulu yang terjadi di dalam kelas
adalah “pemindahan” ilmu dari guru ke siswa, maka dalam abad moderen
ini yang terjadi di kelas adalah pertukaran pengetahuan antara guru dan
siswa maupun antara siswa dengan sesamanya.
|
Buku ini tampaknya menjadi referensi
wajib bagi setiap insan Indonesia yang terlibat langsung maupun tidak
langsung dengan dengan dunia pendidikan kita. Bagi Anda yang belum
memiliki buku tersebut silahkan download melalui tautan di bawah ini:
Refleksi:
Menurut Anda, perubahan apa yang paling penting dan mendasar dalam pendidikan kita guna menghadapi abad ke-21?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
∞ Silahkan tinggalkan komentar dan saran Anda untuk pengembangan khazanah berfikir kita ∞